Brebes – Dugaan praktik pungutan liar (pungli) disertai intimidasi terhadap mahasiswa mencuat dari lingkungan kampus STIKES Brebes. Seorang oknum dosen berinisial HLB, yang bertanggung jawab mengurus beasiswa Bidikmisi dari Pemkab Brebes, diduga memotong dana beasiswa mahasiswa dan menekan para penerima agar tidak bersuara.
Beasiswa dari Pemkab senilai Rp2.500.000 per mahasiswa hanya dibayarkan sebesar Rp2.000.000 untuk UKT, sementara Rp500.000 dipotong oleh pihak kampus dengan alasan sebagai “fee admin”, biaya tambahan gaji karyawan, dan keperluan operasional. Salah satu mahasiswa yang engan disebutkan namanya menjelaskan bahwa uang yang RP 500 rb tersebut telah diserahkan kepada oknum dosen HLB pada kamis (08/05) siang.
Lebih ironis, dalam rekaman suara yang beredar, HLB terdengar mengeluarkan pernyataan bernada intimidatif:
“Dadi wong miskin kuwi kudu nurut. Wong miskin ojo nglawan wong sugih, wong sugih ojo nglawan pejabat.” (Jadi orang miskin itu harus nurut. Orang miskin jangan melawan orang kaya, dan orang kaya jangan melawan pejabat.)
Pernyataan ini dinilai sebagai bentuk tekanan agar mahasiswa tidak mempertanyakan pemotongan dana yang mereka alami. Diketahui, dalam kuitansi resmi tetap tertulis nominal Rp2.500.000, namun faktanya hanya Rp2.000.000 yang disetorkan untuk UKT.
Berdasarkan informasi yang diterima, setidaknya 21 mahasiswa menjadi korban dugaan pungli ini. Jika masing-masing dipotong Rp500.000, maka total kerugian mahasiswa mencapai:
Rp500.000 x 21 mahasiswa = Rp10.500.000
Hingga berita ini diturunkan, pihak STIKES Brebes belum memberikan klarifikasi resmi. Praktik seperti ini, jika terbukti benar, tidak hanya melanggar etika pendidikan, tetapi juga mencederai amanah bantuan sosial dari pemerintah daerah kepada masyarakat yang membutuhkan. (Admin BHI)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT