Brebes – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi kembali menggencarkan gerakan Mageri Segoro sebagai langkah nyata untuk mengatasi abrasi di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Gerakan ini dilakukan secara serentak di 17 kabupaten/kota di sepanjang Pantai Utara (Pantura) dan Pantai Selatan Jawa Tengah, Kamis (5/6/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Pusat kegiatan dipusatkan di Pantai Randusanga, Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, yang sekaligus menjadi lokasi peresmian Kawasan Bernilai Ekosistem Penting (KBEP) Mangrove Muara Kali Pemali, dengan luas mencapai 3.050,89 hektar.
Dalam sambutannya, Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa gerakan Mageri Segoro bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk komitmen nyata pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian pesisir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Gerakan ini adalah aksi bersama. Bukan hanya tanam mangrove lalu selesai, tetapi bagaimana kita merawat, menjaga, dan menjadikannya sebagai sistem perlindungan alam dari abrasi serta ancaman perubahan iklim,” ujar Gubernur Luthfi.
Program Mageri Segoro menyasar pemulihan ekosistem mangrove melalui kegiatan rehabilitasi dan perlindungan kawasan pesisir. Selama 2013 hingga 2021, wilayah pesisir di Jawa Tengah telah mengalami abrasi seluas 4.993,87 hektar, yang berdampak besar terhadap kerusakan lingkungan, hilangnya lahan, serta terganggunya kehidupan masyarakat pesisir. Selain itu, beberapa daerah pesisir utara juga mengalami penurunan muka tanah rata-rata 2,44–3,74 cm per tahun dalam kurun waktu 2017–2020.
Total ada 17 daerah yang ikut dalam gerakan ini, yakni Kabupaten Brebes, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pemalang, Pekalongan (Kabupaten dan Kota), Tegal (Kabupaten dan Kota), Semarang, Cilacap, Purworejo, Kebumen, dan Wonogiri.
Sebagai bentuk tanggung jawab bersama, Gubernur Luthfi juga mengajak seluruh elemen, mulai dari pemerintah daerah, organisasi masyarakat, komunitas lingkungan, hingga pelajar dan warga untuk turut serta dalam menjaga ekosistem mangrove yang telah ditanam.
“Mangrove yang sudah ditanam harus kita lindungi. Ini adalah investasi lingkungan untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Dengan struktur akar yang kuat, pohon mangrove mampu melindungi tanah dari pengikisan dan gelombang laut. Kehadirannya sangat penting sebagai benteng alami di kawasan pesisir. Melalui gerakan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ingin menegaskan semangat “Nglakoni Ngopeni Jawa Tengah”, menjaga lingkungan sebagai bentuk pengabdian dan kepedulian terhadap alam.